Senin, 18 Oktober 2010

Black Mamba, si raja bisa dari segala bisa ular

Mungkin sebagian pembaca masih belum mengetahui apa itu Black Mamba. Black Mamba merupakan salah satu ular yang paling ditakuti oleh semua orang yang pernah mendengar namanya. Ular ini sangat berbahaya karena di dalam bisa ular ini terdapat bisa paling berbahaya di antara ular-ular lainnya. Bisa yang seukuran sendok teh dapat mematikan lebih dari 10 orang dalam beberapa menit.

 

Jika seseorang terkena racun bisa ular ini dan sekitar 20 menit-an ia tidak diberi anti-bisa maka hampir dipastikan ia akan tewas. Racun bisa ini dapat membuat darah tubuh kita menggumpa dan hal ini membuat darah kita tidak lagi membawa oksigen sebagaimana mestinya. Akan tetapi, meskipun ular ini merupakan ular yang memiliki bisa paling beracun diantara ular-ular lainnya, tetapi ular ini masih kalah dalam jumlah menewaskan manusia dengan ular Viper atau biasa disebut ular Derik. Selain bisa yang berbahaya, ular ini terkenal juga karena kegesitannya dalam bergerak. Ular ini dapat bergerak seperti seseorang yang sedang berlari menggunakan sepatu roda. Selain itu, ular ini berbeda pula dalam hal kepribadian dia antara ular-ular berbisa lainnya. Kecepatannya bisa mencapai 20 km/jam. Ular ini sangat agresif saat ia berada dalam situasi yang tidak menyenangkan bagi dia. Beda dengan King Cobra yang terlihat defensif jika berada dalam situasi tersebut.Panjang tubuh seekor Black Mamba yang banyak tersebar di Pulau Afrika ini dapat mencapai lebih dari 4.5 meter. Ular ini biasa tinggal di pohon-pohon. Oleh karena itu, banyak orang asli Afrika yang menyebut ular ini sebagai “tree snake“. Alasan kenapa ular ini disebut Black Mamba karena mulut dari ular ini berwarna hitam. Sedangkan warna tubuhnya sebagian besar berwarna coklat muda. Makanan dari ular ini adalah hewan-hewan kecil seperti burung, tikus, dan bahkan burung di atas pohon.Untunglah penyebaran Black Mamba tidak masuk ke daerah Indonesia. Jika sampai masuk, mungkin banyak sekali kasus kematian yang disebabkan oleh ular ini. Apalagi jika penyebarannya meluas hingga kota Jakarta. Kemungkinan besar kepadatan kota Jakarta akan berkurang. Tapi mungkinkah???…
Share this post
  • Share to Facebook
  • Share to Twitter
  • Share to Google+
  • Share to Stumble Upon
  • Share to Evernote
  • Share to Blogger
  • Share to Email
  • Share to Yahoo Messenger
  • More...

0 komentar:

Posting Komentar